Jumat, 27 Juli 2012
Mengubah Dunia Dengan Senyuman
Oleh: Azimah Rahayu.
Publikasi By Idan Leitekatze
Mengeja baris demi baris yang tertulis di rubrik muda Majalah Annida Akhir Oktober 2002 (Gatot Wahyudi: Pemenang I Remaja Berprestasi Annida 2002), airmata meleleh di pipi. Haru dan kagum padanya sekaligus juga malu pada diri sendiri. Haru dan kagum atas ketegarannya, malu karena sering merasa menjadi orang paling merana di dunia. Saat yang sama, semangat pun terbangun, untuk meneladaninya.
Laki-laki muda dengan segudang prestasi di tingkat lokal maupun nasional itu ternyata hidup serba berkekurangan. Terlahir dari keluarga sangat sederhana. Bahkan sempat menggelandang bersama sang bapak ketika usianya masih sangat belia: 3 tahun. Sewaktu SMU, ia dua tahun tidur di sekolah demi mengirit ongkos perjalanan, karena jarak rumah dan sekolah lebih dari 20 km sedang alat transportasi tiada. Terbiasa puasa senin kamis, saat kuliah memilih puasa daud demi menghemat biaya makan namun tetap bisa makan teratur. Pernah 21 hari tak makan nasi, karena duit di kantong sudah sangat menipis.
Namun dia menjalani semuanya dengan ringan. Senyum ceria selalu menghiasi bibirnya -seperti yang tampak di semua photo yang menghiasi halaman itu- hingga hampir tak ada dari teman-temannya yang tahu akan kehidupan kesehariannya. Senyum itu juga tetap merekah, ketika tak sengaja saya berkesempatan beberapa jam bersamanya dalam sebuah acara. Riang, penuh canda, tanpa beban.
"Senyum". Satu kata ini sederhana dalam segala hal, namun memberikan kekuatan yang tak terkira.
Dalam hal pelaksanaan, senyum adalah aktifitas sederhana untuk dilakukan. Hayo, siapa sih orang hidup di dunia ini yang tak bisa tersenyum? Orang miskin maupun kaya pun bisa tersenyum, karena senyum tak membutuhkan modal, kecuali niat dan ketulusan hati. Manusia pinter dan tidak pinter sama-sama bisa tersenyum karena untuk bisa tersenyum tak perlu sekolah. Sejak kita lahir, orang-orang di sekeliling kita telah menyambut kita dnegan senyum lebar, sekaligus mengajarkannya pada kita. Sakit atau sehat, cacat ataupun normal, semua orang masih bisa tersenyum, karena ia tak membutuhkan usaha luar biasa. Cukup menarik kedua ujung bibir ke atas sedikit. Kecuali jika sakit dan cacatnya seputar mulut.
Secara fisik, tersenyum dapat membuat kita selalu dalam kondisi riang. Bobby De Porter dalam bukunya Quantum Learning mengatakan bahwa sikap tubuh seseorang dapat mempengaruhi perasaan atau mood seseorang sebagaimana perasaan juga mempengaruhi sikap tubuh seseorang. Ayo kita coba. Anda sedang sedih atau marah. Kemudian usahakan menarik ujung kedua bibir anda keatas, membentuk sebuah senyuman. Dan tanyakan pada hati anda dengan jujur: Apakah anda masih tetap merasa sedih seperti semula?. Saya percaya, setidaknya perasaan anda tidak seblue sebelumnya. Kemudian cobalah sebaliknya. Anda sedang berperasaan biasa saja atau bahkan tengah riang dan gembira. Kemudian duduklah dengan bahu merunduk. Bungkam mulut anda dan kerucutkan. Maka tiba-tiba anda akan merasa sedih. Nah, kenapa kita tidak gunakan sikap tubuh untuk mempengaruhi kondisi mental dan jiwa kita? Menyikapi segala sesuatu dengan senyum, insya Allah segalanya akan ringan.
Kata Emha Ainun Najib dalam buku 'Mati Ketawa ala…" orang yang selalu riang dan suka tertawa sulit dimasukin jin dan setan, karena aura tubuh mereka yang rileks tidak menyenangkan bagi jin. Makhluk ini lebih suka memasuki tubuh orang yang suka melamun, berdiam diri dan menyendiri dan selalu bersedih hati.
Dalam hal makna, senyum juga bermakna sederhana. Mendengar kata "senyum", pasti yang terbayang pertama kali adalah wajah manis penuh keramahan dan cinta (Kecuali kalau dibelakang kata itu diberi embel-embel 'sinis', 'sarkastis' dan lain-lain).
Senyum bisa menjadi pembuka komunikasi. Pun senjata jika kita sedang grogi. Senyum adalah bahasa dunia. Jika kita tak saling mengerti bahasa lawan bicara, meski tak saling sapa, senyum sudah cukup menjadi isyarat persahabatan. Senyum akan mencairkan kekakuan. Hingga ketegangan di antara dua sahabat pun terlelehkan. Hingga kemarahan pun padam, dan cinta serta aura kedamaian tersebar dalam sebuah kelompok, lingkungan dan komunitas.
Bahkan Rasulullah pernah bersabda, "Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah". Ah, alangkah indahnya. Betapa damainya, betapa menyenangkan. Karena kita bisa beramal dan bersedekah, tanpa harus memiliki sesuatu yang besar. Cukup satu hal sederhana. Senyum penuh cinta, penuh ketulusan.
Senyum adalah solusi sederhana. Terhadap kepedihan pribadi, kesedihan keluarga, luka masyarakat dan juga nestapa dunia. Lalu, mengapa kita tidak tersenyum saja? Agar perjalanan lebih ringan. Agar persahabatan lebih menyenangkan. Agar dunia lebih damai. Agar hidup lebih nyaman. Dan tanpa kita sengaja, kita telah berkontribusi terhadap perdamaian dunia. Alangkah indahnya! (jazakallah telah memberi izin menulis tentangmu. Teruslah tersenyum, agar dunia belajar darimu bahwa hidup ini indah dan ringan bila disikapi dengan senyum)
Mengenal ALLAH
Hati, Potensi Berharga yang Harus Dijaga
Secara umum manusia memiliki 3 potensi penting. Potensi pertama adalah potensi fisik, sehingga jika kita mampu mengelola fisik dengan baik, insya Allah kita akan menjadi manusia yang kuat dan produktif. Bahkan Islam sangat menganjurkan agar kita memiliki fisik yang sehat. Almu'minuni qowiyyu, mu'min yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mu'min yang lemah.
Dalam catatan sejarah, sampai usia 6 tahun Nabi Muhammad Saw memiliki tubuh yang benar-benar atletis. Beliau memulai peperangan pada usia 53 tahun. Dan tentu saja, perang zaman dulu tidak perang seperti zaman sekarang. Ketika itu Rasulullah Saw memakai baju besi hingga dua lapis dan mengarungi padang pasir sejauh ratusan kilometer. Itu artinya fisik beliau sangat prima.
Akan tetapi, ternyata tidak selamanya orang yang berfisik baik itu mulia sebagaiaman kemuliaan Rasulullah. Bahkan tidak jarang manusia yang berbadan bagus malah menjadi hina akibat keindahan fisiknya. Wanita bertubuh bagus tidak identik dengan wanita yang mulia, malah tidak sedikit wanita berbadan bagus menjadi turun derajatnya karena dia gemar memamerkan tubuhnya. Di sisi lain ada juga orang yang gara-gara badannya bagus menjadi stress karena takut jadi tidak bagus. Setiap hari waktunya habis untuk memikirkan badannya. Ikut senam, diet dan membeli bermacam-macam obat supaya tubuhnya tetap bagus. Secara tidak langsung orang seperti ini justru tersiksa dengan keindahan tubuhnya.
Sekali lagi, kita memang harus meningkatkan potensi fisik, namun potensi ini tidak identik dengan kemuliaan seseorang, jika tidak mampu menjaganya dengan hati-hati.
Potensi yang kedua adalah akal. Kita dikaruniai akal oleh Allah dan akal inilah yang membedakan kita dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal kita dapat memikirkan ayat-ayat Allah di alam ini sehingga kita dapat mengelola dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.
Kendati demikian, potensi akal juga bukanlah potensi yang dapat menentukan mulia atau tidaknya seorang manusia. Di Indonesia ini begitu banyak orang yang pintar, tapi mengapa Indonesia masuh juga terpuruk? Setiap tahun puluhan ribu sarjana dikeluarkan oleh kampus-kampus yang ternama. Tapi mengapa korupsi masih juga merajalela? Rasanya kecil kemungkinan kalau korupsi itu dilakukan oleh orang-orang yang bodoh. Bagaiamana tidak? Uang negara, uang rakyat yang dikuras jumlahnya bukan hanya dalam bilangan jutaan atau miliaran, tapi juga triliunan rupiah. Kalau orang bodoh rasanya dia tidak akan kuat berpikir jauh-jauh seperti itu. Artinya pintar tidak identik dengan kemuliaan. Jika tidak hati-hati, mempunyai anak pintar juga tidak selalu identik dengan kebahagiaan. Ada yang anaknya pintar sementara orang tuanya hanya lulusan SD atau SMP, malah jadi menghina orang tuanya.
Demikianlah memang. Badan yang kuat tidak selalu menggambarkan kemuliaan, akal pikiran yang pintar juga tidak selalu membuat oang menjadi mulia. Jadi apa sih yang bisa membuat orang mulia?
Inilah potensi ketiga yang ada pada diri manusia yang tidak setiap orang mampu menjaga serta mengembangkannya. Dialah yang dinamakan hati. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia. Ada sebuah syair yang mungkin bisa menggambarkan betapa hati bisa sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang.
"Bila hati kian bersih, pikiran pun selalu jernih, semangat hidup kan gigih, prestasi mudah diraih; Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk, akhlaqpun kan terpuruk, dia jadi makhluk terkutuk. Bila hati kian lapang, hidup susah tetap tenang, walau kesulitan menghadang, dihadapi dengan tenang; Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit, seakan hidup terhimpit, lahir batin terasa sakit".
Masya Allah, andaikan hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalani hidup ini. Kalau hati kita ini bersih dan sehat, maka pikiran pun bisa menjadi cerdas. Kenapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sebab, kalau tidak hati-hati benar maka hidup kita itu sangat melelahkan. Sekali saja kita tidak suka kepada seseorang, maka lambat laun kebencian itu akan memakan waktu, produktivitas dan memakan kebahagiaan kita, kita akan lelah memikirkan orang yang kita benci.
Karenanya bila hati kita bersih, maka pikiran bisa menjadi jernih. Tidak ada waktu buat iri, semua input kan masuk dengan mudah, karena tidak ada ruang untuk meremehkan siapa pun. Akibatnya kita akan memiliki akses data yang sangat tinggi, akses informasi yang benar-benar melimpah, akses ilmu yang benar-benar meluas, ujungnya akan mampu mengambil ide-ide yang cemerlang dan gagasan-gagasan yang jitu.
Berbeda dengan orang yang sombong, dia akan merasa bahwa dirinyalah yang paling tahu semua hal. Akibatnya, dia tidak pernah mau mendengar masukan dari orang lain. Padahal setiap orang tentu memiliki kelemahan. Dan untuk memperbaiki kelemahan itulah kita membutuhkan koreksi dan masukan dari orang lain.
Dengan kebersihan hati, insya Allah, otak akan lebih cerdas, ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuan berpikir lebih cepat dari orang lain. Namun orang yang kotor hatinya, cuma akan berjalan di tempat. Dia kan sibuk memikirkan kekurangan orang lain, yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadi sempit.
Coba perhatikan jika ada anjing, kerbau, atau ada ular, di lapangan yang sangat luas, tentunya relatif tidak akan menjadi masalah. Apa lagi jika lapangannya teramat sangat luas, sebab ruang untuk bergerak jauh lebih leluasa. Tapi apa bila kita sedang da di kamar mandi, lalu muncul seekor tikus saja, pasti akan menjadi masalah. Kita tidak akan nyaman, jijik, atau malah ketakutan. Artinya bagi orang-orang yang berhati sempit, perkara kecil saja bisa menjadi masalah besar, apalagi perkara yang benar-benar besar.
Jika hati bersih maka wajah pun akan memancarkan kecerahan dan penuh keramahan. Bahkan Nabi Muhammad Saw juga demikian. Beliau tidak pernah berjumpa dengan oang lain kecuali dalam keadaan tersenyum cerah. Senyum yang penuh keikhlasan memang sangat bernilai besar, karena selain menjadi shadaqah juga akan menyehatkan tubuh. Bahkan menurut para ahli, senyum itu hanya menggunakan 17 otot, sedangkan cemberut 32 otot, makanya orang yang sering cemberut akan mengalami kelelahan otot.
Dalam berbicara pun kita harus sangat berhati-hati, sebab tak jarang melalui tutur kata, akan terlihat derajat seseorang. Sebab mulut ini ibarat teko yang mengeluarkan isinya. Jika di dalamnya berisi kopi tentu yang keluar juga kopi, tapi jika isinya air yang bening pasti keluar air yang bening. Orang yang berkualitas itu, jika berbicara ada struktur dan cirinya. Kalau dia berbicara yang keluar adalah ide atau gagasan, hikmah, solusi, ilmu dan zikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat. Kalau bunyi itu efektif. Semakin banyak omongan sia-sia, maka semakin turun kualitas orang itu, padahal ciri-ciri kualitas keislaman orang itu dilihat bagaimana kesanggupan menahan diri dari sesuatu yang sia-sia. Kalau kita selalu berusaha mengendalikan hati, detak jantung normal, wajah cerah, lisan enak, dan badan sehat. Lebih dari itu bergaul dengan siapa pun akan menyenangkan.
Semaoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk mengenal potensi yang termahal dari hidup kita, yaitu hati kita sendiri. Hidupkan hati dengan memperbanyak ilmu, memperbanyak ibadah, dan zikir. Ladang untuk berkarya teramat luas, hiduplah dengan menjaga kebersihan hati, insya Allah hidup ini menjadi lebih indah dan penuh makna.
Hati adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh kesungguhan. Kita tidak bisa mengatur dan menata hati, kecuali dengan memohon pertolongan Allah agar Dia selalu menjaga hati kita. Hati adalah pangkal kehidupan. Jika Allah memberi hati kita yang bening, kita akan banyak mendapat keuntungan dan bisa menjadi apa saja sesuai dengan keinginan. Bisnis bisa menjadi lancar dan sukses, menjadi pemimpin yang dicintai, suami yang dihormati, ayah yang disegani, menjadi apa pun bisa terwujud jika akhlak kita mulia di sisi Allah. Dan kuncinya adalah Qalbun Salim, yaitu hati yang selamat, selamat dari segala kebusukan. Sebab kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang berhati bersih. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.Wallahu a’lam bishowab (pikiran-rakyat)
Teka Teki Tanggal Lahir
Kalo kalian sekarang gak ada kerjaan...coba nih... resep berikut
Ambil Kalkulator atau sempoa deh cepeeet! ! !
Ketik tanggal lahir anda, kemudian :
dikalikan 4,
ditambah 13,
dikalikan 25,
dikurangi 200,
ditambah Bulan lahir anda
dikalikan 2,
dikurangi 40,
dikalikan 50,
ditambah dua digit terakhir dari tahun lahir anda terakhir
dikurangi 10.500
Maka anda akan menemukan suatu angka yang unik ! ! !
Cinta Memang menyakitkan
Mereka telah saling mengenal sejak bersekolah dan sejak menjadi sahabat baik. Mereka berbagi semua dan apapun juga dan menghabiskan banyak waktu bersama dalam dan setelah sekolah. Tetapi hubungan mereka tidak berkembang namun hanyalah sebatas teman. Diane menyimpan rahasia, kekagumannya dan cintanya kepada Jack. Dia memiliki alasan tersendiri untuk menyimpan hal itu sendiri.
TAKUT! Takut akan penolakan, takut jika Jack tidak merasakan hal yang sama, takut kalau Jack tidak menerimanya sebagai temannya lagi, takut kehilangan seseorang yang dia merasa nyaman bersamanya. Setidaknya jika dia tetap menjaga perasaannya, dia mungkin masih bisa bersama Jack dan dengan harapan, bahwa Jack lah yang akan mengatakan bagaimana perasaannya kepada Diane.
Waktu terus berjalan dan sekolah telah bubar. Jack dan Diane pergi ke arah yang berlainan. Jack melanjutkan studinya ke keluar negeri, sedangkan Diane mendapatkan pekerjaan. Mereka tetap saling berhubungan, dengan surat, saling mengirimkan foto masing-masing dan saling mengirimkan hadiah. Diane merindukan Jack akan kembali. Dia telah memutuskan bahwa dia memiliki kekuatan untuk mengatakan kepada Jack bagaimana perasaan cintanya, jika Jack kembali.
Dan tiba-tiba, surat dari Jack terhenti. Diane menulis kepadanya, tetapi tidak ada jawaban. Dimana dia? Apa yang terjadi? Banyak pertanyaan yang ada di kepalanya. Dua tahun berlalu dan Diane tetap berharap bahwa Jack akan kembali atau setidaknya mengiriminya surat. Dan lalu doanya terkabul.
Dia menerima surat dari Jack, mengatakan...! " Diane, aku punya kejutan untukmu...temui aku di bandara pukul 7 malam. Aku tidak kuat menunggu untuk menemuimu lagi. Cinta dan cium Jack".
Diane berbunga-bunga. Cinta dan cium, berarti banyak bagi seorang wanita yang belum merasakan cinta sebelumnya. Dia begitu gembira atas kata-kata itu.
Ketika harinya telah tiba, Diane menunggu dengan cemas. Dia memakai pakaian terbaiknya dan berusaha terlihat secantik mungkin. Dia mencari Jack kesana kemari. Tetapi tidak dilihatnya Jack. Kemudian datang seorang wanita dengan pakaian ketat berwarna biru yang seksi.
Dia begitu perhatian melihat Diane, "Hai! Aku Jacelyn, temannya Jack. Kamu Diane?" tanyanya. Diane menganggukkan kepala. "Maaf, aku punya kabar buruk bagimu. Jack tidak akan datang. Dia tidak akan datang lagi," kata wanita itu, sambil meletakkan tangannya di pundaknya Diane.
Diane tidak dapat mempercayai hal yang dia dengar!!! Apa yang telah terjadi?? Diane bingung, dia amat sangat khawatir sekali dan wajahnya menjadi pucat. "Dimana Jack? Apa yang terjadi padanya??? Katakan padaku..." Diane memohon kepada si wanita.
Si wanita melihat dengan cermat ke Diane dan dia menepuk pundak Diane dan mengatakan
"ALAMAK DIANE... INI IKE JACK...APAKAH IKE TERLIHAT CANTIK SEKARANG? AIH....AIH......YEY TIDAK DAPAT MENGENALI IKE LAGI YAH??? IHHH...SEBEL DEH.....!!!"... [jadi banci bookk..]
Lagi Patah Hati ? ?
Cinta itu seperti kupu-kupu. Tambah dikejar, tambah lari. Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang di saat kamu tidak mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih. Cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya. Jadi jangan terburu-buru, dan pilihlah yang terbaik.
Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang "sempurna" bagi seseorang. Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri. Dan karena itu kamu sempurna.
Jangan pernah bilang "I love you" kalau kamu tidak perduli. Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu akan menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya kebohongan. Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara kamu tidak berniat untuk menangkapnya...
Cinta: Bukan "Ini salah kamu", tapi "Ma'afkan aku".
Bukan "Kamu di mana sih?", tapi "Aku disini".
Bukan "Gimana sih kamu?", tapi "Aku ngerti kok".
Bukan "Coba kamu gak kayak gini", tapi "Aku cinta kamu seperti kamu apa adanya".
Kompatibilitas yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kalian sudah bersama maupun berapa sering kalian bersama, tapi apakah selama kalian bersama, kalian selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup yang berkualitas.
Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kamu inginkan dan menyayat sedalam yang kamu izinkan. Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana belajar darinya.
Caranya jatuh cinta: jatuh tapi jangan terhuyung-huyung, konsisten tapi jangan memaksa, berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan cobalah untuk tidak banyak menuntut, sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu.
Semoga Sukses Kawan.
Idan Leite.
Apa Itu Cinta ? ?
MENGERTILAH APA ITU CINTA
Jangan tertarik pada seseorang karena parasnya karena keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik karena kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah pada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum karena hanya senyum yang dapat membuat hari-harimu yang gelap menjadi cerah.
Sungguh benar bahwa kamu tidak tahu apa yang kamu miliki sampai kamu kehilangannya. Tapi sungguh benar pula bahwa kamu tidak tahu apa yang belum pernah kamu miliki sampai kamu mendapatkannya.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu. Tapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu padanya.
Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak mengubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya akan mencintai pantulan dirimu sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
Memberikan seluruh cintamu pada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu. Jangan mengharapkan balasan cinta. Tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya. Tapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.
Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang, dan sehari untuk mencintai seseorang. Tapi dibutuhkan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang itu.
Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman, dan berakhir dengan tetesan air mata.
Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika, dan kamu masih tetap peduli padanya.
Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, dan kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.
Ketika satu pintu kebahagiaan ditutup, pintu yang lain dibukakan. Tapi acapkali kamu terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagimu.
Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian, janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.
Mungkin Tuhan menginginkan kamu bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat. Kamu harus mengerti bagaimana berterima kasih dan bersyukur atas karunia itu.
Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.
Aktivasi Adobe Photoshop
Panduan Aktivasi :
Jalankan Installasi Adobe Photoshop CS2 seperti biasanya, klik next sampai keluar opsi pengisian serial numbernya (Pilih "I have serial number ....").
Kemudian Buka file keygen nya lalu klik dua kali selanjutnya akan muncul box menu buatan
Pilih "Photoshop CS2 9.0" pada field Aplication. Kemudian klik "Generate". Pada kotak isian Serial Number akan keluar SN-nya. Copykan angka tersebut dengan cara memblok angka-angka itu, harap diingat serial number yang keluar pasti berbeda-beda, setelah itu paste-kan kode tersebut pada jendela Setup Photoshop (seperti pada gambar ke-2), lanjut Next.
Selanjutnya ikuti saja perintahnya dengan klik next > next sampai proses instalasi selesai. (keygen
Pada akhir instalasi akan keluar lagi kode aktivasi. Pilih By telephone via lalu klik Next.
Dan selanjutnya akan keluar jendela aktivasi, pada pilihan poin ke-3, copy angka yang tertera pada Activation Number.
Kemudian kembali ke keygen yang tadi lalu pilih "Photoshop CS2 9.0" pada field Application. Activation number yang sudah dicopy tadi masukkan di kolom "Request Code".
Kemudian klik Generate dan kode aktivasi akan muncul pada field Answer Code.
Catat kode tersebut dan kemudian ketikkan kode yang dicatat tadi pada kolom Authorization Code di jendela aktivasi Adobe Photoshop CS2. Lalu klik Activate !!
Jika sukses akan muncul jendela "Thank You" seperti di bawah ini :
Kamis, 26 Juli 2012
Cerpen Remaja - Nestapa Cinta
NESTAPA CINTA
Sial, pagi ini aku bangun kesiangan lagi,
padahal hari ini ada presentasi makalah yang harus aku paparkan di hadapan
teman-teman di kampus. Jam dinding pun telah menunjukkan pukul 07.45 WIB,
seharusnya hari ini aku masuk lebih awal dari hari-hari biasanya. Aku langsung bergegas
mandi, ya namanya sudah telat aku tidak mungkin buang-buang waktu berlamaan di
kamar mandi sambil nyaniy-nyanyi, tapi hari ini tanpa itu semua. Selesai mandi
aku segera berpakaian dan bersiap-siap menuju kampus. Dalam hatiku sempat
merasa jengkel kenapa aku telat bangun padahal aku telah mengaktifkan jam wekker
yang ada di kamarku. Lalu aku siap menuju kampus, akupun tak sempat sarapan
bersama keluargaku, padahal adat sarapan pagi sangat selalu kami jalani, kalau
begini biasanya Mama selalu membekali sarapan untuk kubawa ke kampus karena
memang aku jarang sarapan pagi. Padahal dalam keluarga kami ada sebuah adat
yang aku tidak tahu sejak aku lahir dari mana datangnya dimana aku harus
sarapan bersama keluarga sebelum aku dan yang lainnya meninggalkan rumah setiap
pagi. Kemudian sebelum berangkat ke kantor Papaku selalu saja menyampaikan
nasehat kepada kami agar kami giat belajar dan bekerja keras seperti dirinya.
Sudah sering nasehat itu-itu saja yang kudengar di telingaku sampai-sampai aku
merasa bosan dengan perkataan itu. Tapi namanya anak kampus yang mulai tumbuh
dewasa, aku tidak terlalu peduli semua itu, aku merasa mampu membimbing diriku
sendiri. Sedangkan orang tua memang sudah menjadi tugas mereka membesarkan dan
mendidik anak-anaknya hingga menjadi anak yang dapat dibanggakan kelak.
Tanpa pamit pada mereka aku pun langsung meninggalkan rumah dan mengambil
motor usang ku di garasi yang selalu setia menemaniku kemanapun aku pergi. Ya motor
usang itu aku beri nama Joko, nama
itu yang kurasa pantas untuk motor kesayanganku. Papaku pernah berkata bahwa
motor ini dulu ia pakai saat kami masih dalam keadaan yang sangat susah.
Baginya motor ini bernilai sejarah tersendiri, dan aku menyukainya, tapi aku
tidak memperdulikan hal itu, yang jelas aku sangat tertarik dengan si joko. Papaku sempat menawari mobil mewah
seperti kakak-kakak ku, karena mereka diberi satu-satu oleh papa. Tapi aku
tidak begitu peduli dengan semua itu, aku merasa mengendarai si joko lebih asyik untuk menikmati udara
pagi dengan bebas, udara segar yang dapat memberi semangat yang besar padaku.
Di kampus tidak sedikit teman-teman yang selalu mengatakan padaku kenapa aku
tidak terima tawaran papaku itu, agar mereka bisa jalan bareng denganku. Teman
gua Dodi pernah bilang, "wah kalau gua jadi anak seorang pengusaha ternama
seperti lo Al, gua minta ama bokap mobil keluaran terbaru merk Ferrari gitu
loh, cewek-cewek pasti pada nempel". Tapi kata-kata itu tidak sedikitpun membuatku
terpengaruh. Aku tetap suka si Joko
motor usang kesayanganku. Tetap juga cewek-cewek bisa ku ajak jalan dengan si Joko.
Pagi itu tampak jalan raya sangat padat sekali, aku tidak tahu pasti apa
penyebabnya, padahal di hari-hari sebelumnya jalan raya tampak lengang dan aku bersama
Joko bebas berlalu lalang dengan
leluasa. Banyak kendaraan yang terperangkap oleh macet. Sempat aku berfikir
apakah mereka juga telat bangun sepertiku.ha...ha...ha...tapi aku mulai menepis
apa yang ada difikiranku saat itu, yang seharusnya aku ingat adalah presentase
yang akan aku paparkan pagi ini. Sial ! dalam hati aku kembali bergumam bahwa
hari ini aku memulai sandiwara lagi. Karena hari-hariku penuh dengan sandiwara,
mulai aku bangun hingga aku tidur kembali. Aku terus mengamati sekeliling jalan
raya yang macet, aku melihat ada seorang
bapak tengah baya sedang mengendarai motor yang sedang mengantar anaknya
bersekolah serta istrinya ke pasar ramai, aku tidak tahu apakah ia merasa
ikhlas mengantar anak dan istrinya sama seperti yang aku lakukan, ya seperti
sandiwara. Bisa saja ia takut dengan istrinya. ”Ah dasar fikiran ngaco!”,
sergahku. Di sisi lain aku juga melihat ada seorang petugas polisi yang tampak
tergesa-gesa, dalam benakku mungkin ia ada apel pagi hari ini atau ia malah
cepat-cepat menuju lampu merah terdekat untuk menilang para pelanggar pengguna
jalan raya sekalian mencari uang masuk baginya. Sebagian polisi yang berada di
kota tempat kutinggal acapkali bersikap seperti itu. Aku berfikir bahwa apa
yang mereka lakukan adalah tugas mereka sebagai aparat keamanan atau tugas
tambahan yang mereka buat sendiri demi meraih keuntungan pribadi. Terkadang hal
ini membuatku tertawa sendiri saat melihat mereka di jalan raya. Tanpa sengaja
aku melihat seorang bapak yang hendak mengantar anaknya ke sekolah serta
mengantar sang isteri ke pasar. Saat mereka ditilang oleh petugas polisi yang sedang
mengatur lalu lintas tepat di pinggir lampu merah, memang isteri dan anaknya tidak
mengenakan helm kecuali si Bapak karena ia sebagai pengendara motornya, mungkin
setelah mengantar keduanya ia akan langsung berangkat bekerja. Dengan wajah
yang tampak tegas polisi tersebut memberi hormat.
" Selamat pagi Pak!"
" Pagi”. Jawab sang Bapak
"Bapak telah melanggar peraturan, jadi terpaksa Bapak saya
tilang"
"Dengan terpaksa si Bapak pun meminggir"
Aku melihat dari kejauhan terjadi negosiasi diantara keduanya, aku pun
tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, yang aku lihat sangat jelas sang Bapak
merogoh koceknya dengan mengeluarkan uang pecahan Rp.20.000,-, kemudian ia
diizinkan berlalu bersama anak dan isterinya. Ha..ha..ha..lagi-lagi sandiwara
itu mulai dimainkan oleh polisi tadi. Tapi aku yakin tidak semua aparat
kepolisian memiliki mental seperti itu, ada juga petugas yang ramah atau ia
tidak mengambil atau meminta yang bukan menjadi haknya. Inilah mental polisi
yang pantas kita acungi jempol dan berhak mendapatkan penghargaan dari Negara
atas baktinya pada masyarakat.
Akhirnya aku sampai juga di kampusku tercinta, sebuah kampus dimana aku
akan mempresentasikan makalahku pagi ini. Aku memang telat beberapa waktu,
agaknya aku harus kelihatan benar-benar sibuk agar teman-temanku mengira bahwa
aku benar-benar telah menguasai makalah itu. Padahal ini adalah sandiwara yang
telah aku rancang sebelumnya setiap kali ada presentasi makalah. Aku pun bergegas
masuk kedalam kelas dan duduk tepat di samping Dodi, anak laki-laki yang lebih tinggi dariku dan anak seorang pengusaha
batik ternama di Solo. Aku tidak tahu mengapa ia bisa sampai ke tempat ini dan menjadi
teman sekampusku, yang jelas dalam pergaulan ia anak yang baik. Lalu ia pun menyapaku
menyentak.
"Gimana Al makalah lo, udah
ready kan?"
Dengan berpura-pura kelihatan sibuk aku pun membuka tas dan mencari dimana
makalahku.
”Oh sudah Dod, emang kenapa?”,
tanyaku kembali
”Gua kira lo belum
selesai, Al”
"Ya sudah lah, secara Aldie
gitu loh…..!
Tak lama dosen yang kami tunggupun datang dan menuju kelas, untungnya ia
sedikit terlambat hari ini, sehingga aku tak perlu mendengar ceramah-ceramahnya
yang sangat membosankan sama seperti ceramah yang selalu di sampaikan orang
tuaku setiap pagi. Ia masuk lalu duduk dan memanggil namaku untuk mempresentasikan
makalah. Dengan wajah yang sangat serius aku pun maju ke depan dan memaparkan
semua yang ada dalam makalah itu dengan singkat dan tepat. Setelah itu sebelum
di ambil alih oleh dosen, langsung saja aku persilahkan teman-temanku untuk
mengajukan pertanyaan seputar pemaparanku tadi. Kali ini ada tiga orang yang akan
bertanya yaitu Selvi, Andi dan Dodi. Syukurnya ketiga pertanyaan itu dapat aku
jawab dengan mulus serta aku sebutkan beberapa pengarang buku terkenal agar
mereka yakin kalau aku banyak mengetahui tentang apa yang mereka tanyakan.
Akhirnya teman-teman dalam sekelas memberiku applause yang sangat meriah karena
mereka puas dengan apa yang telah aku sampaikan. Dari hatiku yang paling dalam
aku sembari tersenyum, ternyata aku mampu memainkan sandiwara ini dengan baik. Pelajaran
pun selesai, Dosen segera meninggalkan kelas kami sambil berkata, "Aldie kamu akan saya beri nilai A karena
makalah kamu sangat bagus dan menarik".
Keadaan ini sering aku dapatkan dari
setiap apa yang aku lakukan hingga membuat teman-temanku yang lainnya merasa
iri padaku, apalagi beberapa dosen sering mengatakan seperti itu di depan
kelas. Kebiasaan dalam kehidupan anak kampus kami seringkali nongkrong bareng
teman-teman di kantin yang berada di belakang kampus, sekalian mengamati
cewek-cewek yang berlalu lalang keluar masuk kantin. Saat itu Dodi, teman sekelasku itu selalu
memanggil beberapa cewek yang ia kenal dan kemudian mengenalkannya
padaku. Sungguh aku tak mampu menolak atas perkenalan pada cewek-cewek yang dikenalkan
Dodi, ya mumpung rezeki kenapa mesti
kutolak, kali-kali aja diantara mereka ada yang dapat aku ajak jalan, walau
hati kecil terkadang menolak untuk menerima perkenalan itu. Ini semua
dikarenakan Dodi selalu saja
mengatakan padaku, "Buat apa wajah tampan, anak seorang pengusaha terkenal
kalau tidak bisa menaklukkan yang namanya wanita, ha..ha...”. ”Ya Dod
tapi sekali-sekali lo kenalkan juga tuh si Rizal
dengan cewek-cewek teman
lo itu, biar ia tidak ngerasa
minder sama teman yang lain, ayahnya juga kan seorang pengusaha sepatu terkenal
di Surabaya”. Liburan kampus ke Bali tahun lalu kami sekelas sempat singgah di rumahnya Rizal. Rizal sudah lama
ku anggap sebagai sahabat dekatku. Dalam hidup percintaannya ia tidak pernah
gonta-ganti pacar apalagi selingkuh alias setia. Tidak seperti aku dan Dodi yang
sibuk ngapalin nama cewek-cewek setiap malam minggu untuk diapelin. Rizal memang benar-benar setia pada Selvi, nama pacarnya itu, seorang gadis
asli Bojonegoro yang cantik dan berkulit putih, sungguh menawan laksana seperti
putri seorang Raja. Bahkan sekarang Rizal
telah bertunangan dengan Selvi,
anak seorang Direktur sebuah Bank Swasta di Surabaya. Dalam waktu dekat setelah
habis masa persidangan kuliah, mereka akan segera melangsungkan pernikahan.
Biginilah hari-hariku di kampus yang penuh dengan sandiwara, bahkan dalam percintaan
pun aku juga harus bersandiwara. Karena bukan hanya satu wanita yang aku ajak kencan, dalam satu minggu saja aku bisa ngecengin enam
bahkan tujuh cewek. Wanita laksana baju yang selalu aku ganti dalam
mengenakannya. Bila aku bosan dengan mereka dengan mudah aku mendapatkan
penggantinya. Inilah aku yang telah dicap sebagai seorang Playboy oleh teman-temanku. Sebenarnya aku benci dibilang Playboy, tapi aku hanya bungkam atas apa
yang mereka katakan, karena sesungguhnya aku memang Playboy. Kalau saja aku bisa memilih, dalam hidupku. sebagai
seorang lelaki aku juga mempunyai kriteria wanita yang aku idam-idamkan dalam
hidupku, yaitu wanita yang punya karakter kuat dan tidak memandangku bahwa aku
anak seorang konglomerat. Hari-hari pun terus berganti, hari-hari bersama
cewek-cewek yang telah aku pacari, bahkan sama sekali tidak seorangpun yang
kucinta, yang ada hanya untuk kesenangan semu belaka. Aku bosan dengan keadaan
ini dan sandiwara cinta yang ku lakoni selama ini dan permainan yang kubuat
sendiri. ”Aku bosan Tuhan, tunjukilah jalan-Mu padaku, jalan yang terbaik
dari-Mu”, rintihku dalam hati.
Suatu ketika tanpa sepengetahuan ku,
Papaku membelikan aku sebuah mobil mewah bermerk Porsche, yang ia hadiahkan di saat ulang tahunku
tepatnya ketika aku berumur 24 tahun, padahal selama ini ia tidak pernah
memberiku hadiah semahal itu setiap aku berulang tahun. Hanya saja Papaku
sering mengajakku bersama Mama dan kakakku berkeliling Eropa saat musim semi di
sana. Sebagai anak bungsu aku merasa bahagia karena memiliki orang tua yang
sebaik Mama dan Papaku serta kakak-kakakku yang menyayangiku. Dan itulah yang
membuat aku makin mencintai mereka. Mobil yang ia belikan untukku adalah mobil
yang sudah lama aku idam-idamkan selama ini. Hal ini pastilah sangat
membahagiakan diriku. Mobil itu langsung saja aku coba dan mengendarainya untuk
yang pertama kali, karena kali ini aku tidak mau Papaku merasa kecewa. Dengan
berat hati terpaksa aku tinggalkan si Joko, motor kesayanganku yang selama ini
selalu setia menemaniku ke mana saja di garasi rumahku. Ia terlihat seperti
barang rongsokan di tengah mesin-mesin modern yang super cepat lajunya. Tapi
aku tidak membuangnya bahkan menjualnya. Aku menyimpannya sebagai kenangan.
Namun apa yang terjadi selanjutnya, dengan mobil itu pula makin banyak cewek-cewek
yang naksir berat malah sampai mereka sendiri yang datang kepadaku untuk diajak
jalan bersama. Mereka layaknya seperti perangko yang selalu menempel pada
suratnya yaitu aku. Tak dapat aku pungkiri derajatku semakin tinggi dalam
pandangan mereka. Wajah ok, penampilan ok, anak orang kaya dan bermobil mewah,
rasanya sudah lengkap hidupku ini. Aku terus saja menghamburkan uang bersama
cewek-cewek yang tak jelas ujung dan pangkal kemauannya. Dalam hidup ini
sebenarnya aku memiliki ambisi yang sangat besar serta cita-cita yang sangat
tinggi. Sebuah ambisi dimana kebahagiaan akan kuraih dalam hidupku dan
cita-cita yang telah aku tanam dalam sanubariku ketika aku mulai duduk di
bangku perkuliahan. Saat ini aku benar-benar merasa bosan dengan kehidupanku yang
penuh warna kebohongan dan panggung sandiwara. Betapa aku sangat menginginkan
ada sesuatu yang dapat merubah kembali kehidupanku menjadi lebih baik dan benar
di masa yang akan datang. “Ya nanti pasti waktu itu akan tiba“, bathinku
berkata.
Selasa itu, aku masih mengingatnya, hari yang benar-benar merubah hidupku. Waktu
itu Porsche yang aku kendarai tiba-tiba menabrak seorang wanita di jalan raya. Saat
itu aku lagi sendirian di mobil. Aku tidak menggunakan jasa sopir, padahal
Papaku telah menyiapkan seorang sopir yang akan menemaniku. Ia khawatir jika
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Aku mendengar wanita itu menjerit, aku
lihat ia terjatuh hingga terhempas lalu terbaring tepat di depan roda mobilku.
Aku sempat memandang disekelilingku, sepi. Aku pun segera melaju meninggalkan
wanita itu sendirian. Saat aku lewati tubuhnya yang terkapar sampai tak
sadarkan diri, aku sempat melihat wajahnya sekilas, ada sesuatu yang mengusik
benakku, aku terlonjak kaget. Tiba-tiba saja kakiku menginjak keras pedal rem mobilku, hingga
mobilku mendadak berhenti. Aku memutar haluan mobilku kembali, segera aku
keluar dan mengangkat tubuhnya dan meletakkan di kursi belakang mobilku dan langsung
aku larikan ke rumah sakit terdekat. Jantungku berdebar kencang, aku berharap
tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Kala itu aku duduk di koridor rumah sakit.
Aku termenung sesaat ketika melihat ia terbaring belum sadarkan diri.
”Oh...Tuhan selamatkan dia”.., Do’aku mengiba. ”Apa yang telah aku lakukan!!”,
bentak batinku. ”Aku merasa kasihan padanya”, jeritku dalam hati. Ku pandangi
gadis berjilbab motif mozaik turki yang ia kenakan. Jilbab itu masih menutup
rambutnya. Aku melarang perawat untuk membukanya. ”Biarkan saja suster, biarkan
jilbab itu terus melekat”. Dalam hatiku aku sadar ia pastilah seorang yang taat
agamanya dan sangat menghargai jilbab dan auratnya. Tadi Dokter sempat
memberitahukan padaku bahwa ia tidak mengalami luka yang serius, ia hanya
mengalami kejutan pada jantungnya.
Dua hari aku berada di rumah sakit, berarti dua hari aku absent di kampus
dan dua hari aku tak pulang ke rumah. Ini pasti tidak masuk akal. Sudah dua
hari ini aku bersama-sama keluarga gadis itu, ya gadis itu bernama Ainy. Dua hari ini juga ia belum siuman.
Kulihat wajah ibunya yang sangat terpukul dan sedih, aku tahu kemarin malam ia
tidak tidur menunggu anaknya yang terbaring, ia sempat melaksanakan shalat
tahajjud memohon kesembuhan anaknya. Oh, hatiku menjerit, tak mampu aku menahan
air mataku yang mulai tumpah. Kini aku hanya dapat melihat. Aku juga ingin
bertahajjud bersama ibunya, tapi aku merasa malu, karena aku tak pernah
melakukannya. Siang itu aku diajak sholat dzuhur berjamaah oleh adiknya yang
laki-laki., Bahrum namanya, ia baru
berusia 7 tahun, adiknya sempat bercerita mengenai kehidupan mereka, ternyata Ainy dan Adiknya sudah lama ditinggal
ayahnya kira-kira 6 tahun yang lalu. ”Sholat!”, aku kaget. Sudah lama sekali aku
tidak pernah melakukan sholat, tapi hati kecilku terhenyak bagai hipnotis yang
mempengaruhiku, ku ikuti langkah kecilnya menuju musholla rumah sakit.
Tiba-tiba ia berbelok ke kanan menuju kamar mandi. ”Mau kemana?”, tanyaku
pelan, “mau berwudhu mas”, jawabnya ringan. “Oh iya”, balasku lirih. Aku baru
ingat jika sholat itu wajib berwudhu’. Hari itu aku sholat dzhuhur berjamaah
bersama adiknya Ainy, sudah sekian
lama aku tidak pernah menunaikan sholat, aku merasa hari ini seperti pertama
kali kalinya aku sholat. Selesai sholat kami pun bergegas keluar dari Musholla.
”Mas, sudah berdo’a untuk kakak?”, tanya Bahrum.
”Su...Sudah....”, jawabku berbohong. Ia tersenyum di hadapanku. Tak kusadari
hatiku berkata, ”Ya Allah, Siapa pun Engkau, Yang bisa menjawab do’a, kabulkan
do’aku, sadarkanlah Ainy ya Tuhan dari tidurnya, aku mohon pada-Mu”.
Hanya berselang 5 menit dari saat berdo’a, Bahrum tiba-tiba memanggilku, “Mas, Kak Ainy sudah siuman”. ”Oh iya, Alhamdulillah ya Allah, Engkau
mengabulkan do’aku”, jawabnya bahagia. Aku langsung bergegas masuk ke ruangan inap
Ainy. Sungguh aneh perasaan ini,
betapa aku merasakan kebahagiaan yang tak dapat aku lukiskan dalam hatiku.
Sesaat ibunya berkata, ”Nak Aldie inilah
orang yang telah membawamu ke rumah sakit, dia yang telah menyelamatkanmu Ainy dan menanggung semua perawatan dan
pengobatanmu”. Terima kasih mas Aldie”,
ucap Ainy pelan. ”Iya, mudah-mudahan
kamu segera sembuh”, jawabku tunduk. Aku tertunduk merasa bersalah pada Ainy dan keluarganya, karena aku telah
berbohong pada mereka. Bibirku kelu hingga aku tak dapat berkata bahwa akulah
orang yang telah menabraknya hari itu. Aku terpaksa mengaku sebagai
penolongnya, ”dasar biadab”, teriakku dalam hati. Sungguh aku benar-benar seorang
yang nista, tak berani jujur pada kenyataan yang sebenarnya.
Empat hari sudah waktu berlalu, selama itu aku terus saja menemani Ainy dan keluarganya hingga membuatku
lupa akan segalanya, rumah, kampus, bahkan kehidupan playboyku. Aku merasa bahagia bila berada di samping Ainy, sungguh aku tidak ingin melihatnya
bersedih. Rasanya aku tak tega melihatnya terbujur sakit bahkan terluka.
”Perasaan apa ini ya Allah?”, tanyaku dalam hati. Rumahku sekarang adalah rumah
sakit tempat dimana Ainy dirawat. Belum
juga aku pulang ke rumah mewahku. Ya pastilah kedua orang tuaku mengkhawatirkan
aku, karena sejak empat hari yang lalu HP-ku ketinggalan di rumah. Tadi malam
aku ketiduran di Musholla. Aku bermimpi, aku melihat wajah ayunya sangat lama. Ainy gadis muslimah berjilbab emas,
meskipun aku melihatnya dari kejauhan. Wajahnya tampak berseri dan memberiku
kedamaian. Mungkinkah aku mencintainya? tapi aku sangat merasakannya, ya rasa
itu kini hadir dihatiku. Inikah yang disebut perasaan yang dapat dielakkan.
Terbesit kata dalam hatiku bahwa aku akan lakukan apa saja untuk membuatnya
bahagia. Kini aku harus jujur kepada Ainy bahwa akulah yang telah menabraknya.
Hari kelima, Ainy memanggilku. Hanya ada aku dan dia dalam ruangan inap itu.
Bahrum dan ibunya
belum datang. Sesaat ia tersenyum dihadapanku, aku tertunduk beku,
kesombonganku terasa hancur berkeping saat melihat keteduhan wajahnya, aku
sempat gugup dan hanya berkata terbata, tak kusangka ada selaput air yang
bercokol di pelupuk mataku. Ya seorang playboy
seperti aku ini berdiri kaku tak berdaya seperti anak kehilangan induknya di
depan Ainy. “Duduklah Mas“, pinta Ainy tiba-tiba. Aku langsung duduk tak
jauh darinya. Kakiku merasa keram seperti lumpuh dan badan sedikit bergetar,
dan dia mulai bicara, “Ainy ingin berterima kasih sama mas Aldie karena telah menyelamatkan nyawa Ainy“. Sejurus aku terdiam atas penuturan Ainy. Aku makin membisu, kini aku pasrah dan takluk di hadapannya. “Sekarang
ini Ainy ingin pulang Mas, Ainy sudah tidak tahan bertarung melawan
penyakit ini, sampaikan salam Ainy
pada Ibu dan Bahrum“. Aku tersentak atas ucapan Ainy. Kemudian ia mengucapkan kalimat tauhid di hadapanku, lalu memejamkan mata. Aku membangunkannya,
namun ia tidak juga bangun, berkali-kali aku terus memanggilnya, tak juga ia
menjawab. Suasana pun lengang seperti alam syahdu, jernih tapi sangat
membingungkan. Aku diam, wajahku pucat pasi, perasaanku sedih, marah, tak rela,
panik dan aku ingin sekali menjerit dan menangis sekuat-kuatnya. Segera aku memanggil
Dokter jaga saat itu. “Tolong Dokter, tolong selamatkan ia Dok, aku mohon!“,
pintaku mengiba. “sabar....sabar mas, akan saya usahakan dan saya minta Anda
keluar sebentar“, jawab Dokter singkat. Tak lama Dokter keluar dari ruangan dan
lalu berkata, “Maaf, jiwanya tidak tertolong, ia sudah tiada“. Aku menjerit di
ruangan itu sendiri, ku lihat Ibu dan Bahrum belum juga datang. Aku sempat
meminta pada petugas rumah sakit untuk menelepon keluarga Ainy. Aku menangis histeris, hingga air mataku menetes di kain
selimut Ainy. Padahal aku belum pernah
menangis seperti ini. “Ya Allah, sungguh aku mencintainya, tapi kini ia telah
Kau ambil kembali“, jerit bathinku. Sementara Ibu dan Bahrum baru saja tiba dan
tangisan pun memecah kesunyian ruangan dimana jasad Ainy terbujur kaku. Tapi ia terlihat senyum dengan damai.
“Ya Allah.........Ya Tuhan, Siapa pun Engkau, Yang bisa menjawab do’aku, kali
ini aku bermohon untuk yang kedua kalinya, hidupkanlah Ainy kembali, jangan pisahkan aku dengannya”,
pintaku memelas. Rasanya aku ingin saja menyusul bersamanya. Air mataku terus
saja mengalir. Ku selesaikan semua urusan administrasi rumah sakit, aku
berpamit pada Ibu dan Bahrum yang masih dalam keadaan duka. Aku tahu saat itu
badanku terasa amat letih. Ku laju mobilku tanpa arah dan tujuan seakan-akan
haluan hidupku telah patah. Kini cinta yang sesungguhnya telah pergi untuk
selama-lamanya. Kemudian aku berhenti di sebuah warung di pinggir jalan,
badanku terasa remuk redam, mataku perih karena kebanyakan menangis. Pikiranku
galau, kini aku pasrah pada hidupku selanjutnya. Rasanya ingin sekali Ainy hidup kembali dan aku berkata
kepadanya bahwa aku mencintainya. Hatiku perih tak terkira. Dan tiba-tiba dunia
terasa gelap gulita...aku pingsan seketika.
Setelah beberapa bulan sejak peristiwa itu, aku menjadi semakin dekat
dengan Allah Azzawajalla, Tuhan yang
telah menghidupkan dan mematikan manusia. Di tangan-Nya lah kekuasaan hidup dan
mati setiap makhluk. Aku pun selalu melaksanakan sholat lima waktu bahkan tahajjud
di malam harinya. Aku berharap Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah aku
perbuat selama ini. Dalam setiap do’aku, aku selalu berdo’a buat Ainy dan keluarga. Kini aku yakin dan
berharap suatu hari nanti akan ada Ainy-Ainy yang lain yang dapat aku petik
sebagai bunga hidupku dan aku dapat menjadi pria yang lebih baik di depan semua
orang. Sejak kejadian itu, aku pun mulai menyadari yang dahulu adalah salah dan
aku sangat menghargai yang namanya wanita...
Langganan:
Postingan (Atom)